Cara Saya Mengatasi Art-block

Friday, April 6, 2018


Art-block adalah keadaan dimana seorang seniman/desainer tidak bisa berkarya seperti biasanya dan mereka merasa tidak terinspirasi untuk membuat karya. Penyebab dari art-block ini banyak lho, dan setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengatasi art-block. Selain art-block, adapula istilah writer-block, yakni keadaan dimana seorang penulis benar-benar buntu dan merasa tidak memiliki inspirasi sama sekali ketika menulis.

Namun kali ini saya ingin membahas art-block 😊

Saya sendiri memiliki pengalaman dengan art-block, dan puncak art-block yang pernah saya alami adalah pada bulan Agustus 2017 kemarin, kok bisa menjadi puncaknya? Iya, karena saya mengalami art-block dari Agustus 2017 hingga akhir Oktober 2017. Biasanya art-block terjadi pada saya paling lama hanya 1-2 hari saja, namun tahun lalu berlangsung hingga 3 bulan.

Dan sebagai mahasiswa desain yang mayoritas tugas-tugas kuliahnya membuat karya, art-block merupakan musuh paling menyebalkan.

Namun untungnya waktu saya mengalami art-block hebat tersebut mata kuliah saya hanya sedikit, sekitar 4 mata kuliah saja, dan hanya 2 mata kuliah saja yang mewajibkan untuk membuat karya, dan kabar gembiranya, 2 mata kuliah karya tersebut pengumpulan seluruh tugas berupa karya adalah ketika UAS, yakni sekitar bulan Desember 2017 awal, dan selama mata kuliah isinya adalah materi-materi serta diskusi saja.

UNTUNGNYEEEE

---

Ada 2 jenis art-block yang datang pada saya, jenis pertama adalah karena saya malas, jenuh, dan mood saya yang sedang jelek.

Untuk jenis yang pertama ini, sangat mudah sekali saya hilangkan, mungkin 1-3 hari saja sudah hilang. Kalau sedang malas, saya hanya perlu mengulur waktu saja hingga saya tidak malas lagi, kalau jenuh saya tinggal melakukan hal yang menyenangkan untuk saya hingga rasa jenuh itu hilang, dan kalau mood saya sedang jelek, saya tinggal mengupayakan cara agar mood saya tidak jelek lagi.

Kalau cara saya menghilangkan mood yang jelek adalah dengan menyendiri dan mendengarkan lagu kesukaan, meminum teh hijau hangat atau coklat hangat, bermain game, membaca buku, atau bermain bersama kucing-kucing saya.

Dan jenis kedua adalah art-block yang disebabkan karena saya kehilangan self-esteem diri saya sendiri. Dan, kalau saya sudah kena art-block yang satu ini, sembuhnya bakalan lama, dan saya jarang banget kena yang satu ini, tapi sekali kena ya begitu, bisa lebih dari 2 bulan!

Hmm... Bisa begitu ya meow?

Jadi, saya menyadari bahwa saya terkena art-block tipe kedua karena saya merasa sangat minder dengan karya-karya milik teman-teman saya yang menurut saya bagus banget, dan saat itu tidak ada yang menanggapi karya saya dengan serius, kalau saya menunjukkan karya saya ke orang-orang hanya ditanggapi dengan 'oh, ya lumayan bagus kok', dan mereka tidak memberikan kritik lebih lanjut dan itu membuat saya frustasi, karena kata 'oh, ya lumayan bagus kok' di telinga saya sangat terdengar seolah-olah mereka malas menanggapi karya saya. Hal itupun di perkuat ketika orang lain menunjukkan karya, mereka akan lebih antusias menanggapi.

Karena sering mendapatkan tanggapan tidak serius di dunia nyata, saya pun minder untuk mengunggah karya-karya saya di media sosial, dan saya nyaris tak pernah menunjukkan identitas saya sebagai mahasiswa desain yang umumnya sering mengunggah karya di media sosial, maka dari itu teman-teman lama saya selalu mengira saya adalah mahasiswa sastra Inggris mengingat saya dulu adalah sasaran mereka untuk menyontek kalau ujian Bahasa Inggris hihihi. 

Hal-hal yang saya ceritakan di atas tadi membuat saya anxious. Hingga saya kadang berpikir passion saya salah, saya tidak seharusnya masuk ke jurusan desain, mungkin lebih baik saya bekerja saja daripada kuliah, toh saya lulusan SMK, bisa melamar kerja sesuai dengan jurusan ketika SMK. Akhirnya saya sangat takut membuat karya lagi, karena awalnya saya yakin, tidak akan ada yang menanggapi karya saya lagi, karena karya saya jelek. 

Tapi berpikiran seperti itu juga salah, karena saya sudah kadung kuliah dan sudah di semester akhir, masa mau menyerah begitu saja? 

---

Lalu bagaimana cara saya melewati art-block tipe dua?

1. Menyadari Kita Tak Bisa Memuaskan Setiap Orang

Setiap orang di dunia ini, termasuk kita sendiri, memiliki selera yang berbeda-beda, dan memiliki pemikiran yang berbeda. Sehingga mustahil rasanya kita bisa memaksakan diri untuk menyesuaikan karya kita untuk disukai semua orang dan semua kalangan.

Setiap jenis desain memiliki peminatnya masing-masing, ada yang menyukai desain yang cute, ada pula yang menyukai desain yang garang, ada yang suka dengan desain yang simple, ada pula yang suka dengan desain yang mendetail.

Gampangnya sih, ada orang yang baiiiik banget, malaikat deh pokoknya, walaupun dia orang yang baik, pasti tetap ada yang nggak menyukainya. Sama dengan sebuah karya, karya itu bagus banget, tapi dari 1000 orang, pasti ada deh sekitar 25 sampai 100 orang yang nggak suka sama karya tersebut.

2. Menyadari Bahwa Tidak ada Karya yang Sempurna

Setiap ada ponsel baru yang rilis, coba saja lihat review dari para reviewer ponsel di YouTube, pasti adaaaa aja kekurangan dari ponsel baru tersebut walaupun harganya 8 juta. Tidak ada yang sempurna bukan?

Percaya saja, kesempurnaan hanya milik Tuhan, kita boleh bersikap perfeksionis ke karya kita, namun perlu diingat juga kalau se-perfeksionis apapun kita, karya kita nantinya tidak bisa dianggap sempurna oleh semua orang.

3. Semua Karya itu Unik

Tuhan menciptakan setiap manusia berbeda, mereka memiliki pesonanya masing-masing dengan setiap kekurangan yang ada, seperti sebuah karya, mereka unik dan indah dengan caranya masing-masing. Jangan minder kalau merasa karyamu tergolong sederhana, sesederhana apapun sebuah karya, karya tersebut unik lho.

4. Buang yang Negatif, Ambil yang Positif

Ketika saya meminta pendapat orang-orang mengenai karya saya, ada sebagian yang memuji lho, tapi yang tidak menghiraukan juga banyak. Lalu? Ambil sisi positifnya saja.

Kalau ada yang memuji, bersyukurlah, dan jadikan pecutan untuk bisa lebih baik lagi dalam berkarya.

Kalau ada yang tidak menghiraukan, jangan dijadikan sebuah alasan untuk tidak berkarya lagi, justru jadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas karya agar yang tidak menghiraukanmu tadi menjadi mengapresiasi karyamu!

Karena saya merasakan betapa nggak enaknya kalau karya kita nggak ditanggapi, saya juga sebisa mungkin mengapresiasi karya orang-orang. Dan saya berpikir kalau misalkan saya tidak bisa mengambil hati orang-orang dengan karya saya, saya berusaha memperbaiki attitude saya.

Karena kalau kita menjadi pribadi dengan attitude yang baik, kita akan dikelilingi orang-orang yang baik pula, sehingga kita akan selalu berpikiran positif! 

---

Hal-hal diatas saya terapkan dan saya tanamkan di benak saya, agar saya bisa lepas dari art-block. Tentu saja sebenarnya hal-hal tersebut tidak cukup, kita juga harus mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat kita. Dan untungnya saya mendapatkan dukungan yang sangat banyak, dari kakak-kakak tempat saya magang, project manager tempat saya magang, sahabat saya dan dari ayah dan ibu saya. I love them!

Setelah sekitar 2 bulan mengalami art-block, inilah karya pertama yang saya hasilkan :


Desain cover buku anak-anak sederhana bertemakan Halloween! Ah Senang rasanya bisa berkarya lagi karena sudah lepas dari art-block, dan saya senang karya pertama saya setelah mengalami art-block hebat ini mendapatkan respon yang baik dari orang-orang di dekat saya :)

Apakah kalian pernah mengalami art-block? Dan bagaimana cara kalian mengatasinya? Please comment down below, I'd love to know!


With Love,
Ghassani Gita Nirwanawati

10 comments:

  1. Baru tahu ada art block juga,,, saya juga sebetulnya berjiwa seni lho... 😂

    ReplyDelete
  2. Lucu covernya... Pengen bisa gambar kaya gitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbak menggambar juga ^^ saya awalnya juga nggak bisa gambar hihihi :D

      Delete
  3. Very nays! Sebagai anak interior juga sering banget mengalami art-block. Untungnya sudah lulus haha. Sekarang harus berperang sama writer-block (as a blogger and vlogger), aku sih biasanya bacain blog orang lain atau nonton video orang lain, biasanya jadi semangat lagi untuk nulis dan bikin video, menambah referensi akan memunculkan banyak ide sih menurutku hehe salam kenal yah! :)

    devita from #castleindeairdotcom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahahaha, untungnya sudah lulus XD moga-moga aku cepat lulus juga hihihi :D
      Benar mbak! Sampai lupa ditulis juga, lihat-lihat blog, video, dan karya orang lain juga bikin ide baru bermunculan :D

      Salam kenal juga ya mbak :D
      Terimakasih banyak sudah berkunjung ^^

      Delete
  4. aku pernah mbak, karena perlu banget bikin desain buku, begitu terkena art-block, rasanya kelu mau desain gambar di buku untuk Tk
    wihh, karyanya bagus mbak ^_^
    Salam kenal ya mbak
    rurohma[dot]com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, art-block nyebelin banget ya apalagi waktu memang harus berkarya :(
      Alhamdulillah kalau mbak suka, terimakasih banyak ^^ salam kenal juga ya mbak :D

      Terimakasih banyak sudah berkunjung ^^

      Delete
  5. Mungkin saat ini aku masih dalam posisi art block.. dlu aku sering buat karya. Tp slalu minder krn hasil karya org lain lbh bagus. Pny org slalu bs menang dlm perlombaan. Kalau aq hanya bs menonton.

    Dlu pngen jg bs menghasilkan dr hasil art q. Tp saat pengajuan aj sdh di tolak. Skrng ya akhirnya ttep terjebak di art block.

    Skrng sy hny bs menjalankan saran dr mbak nya aj. Makasih ya mbak saran ny. Sp tw bs membangun rasa art dalam diri sy lagi..


    Salam
    Ommasakom dot com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, memang penolakan bisa jadi hal yang membuat seseorang malah merasa minder ya :( namun semangat ya! Semoga bisa melewati artblock yang sedang ada ^^ percaya ke diri sendiri :)

      Terimakasih banyak sudah berkunjung ^^

      Delete